Wanita Perkasa di Desa Celikah
Sophia , Sosok relawan Wanita super Desa Celikah
|
Keterlibatan perempuan pada kegiatan lingkungan
sangat kurang sekali, paradigma masyarakat desa yang sangat kental bahwa seorang perempuan
identik dengan kasur, sumur, dan dapur. Hal itu tidak berlaku bagi Sophia
ariani, wanita yang bertempat tinggal di Desa celikah merupakan relawan wanita
yang aktif pada kegiatan lingkungan
Sophia merupakan nama panggilan yang sering diucapkan oleh masyarakat di desa celikah, wanita yang hoby menanam berbagai jenis bunga dan tanaman ini merupakan sosok relawan wanita yang tergabung dalam KSM Kamboja yang kegiatannya Membangun Drainase berukuran panjang 91 m lebar 0,4 m dan tinggi 0.4 m di Dusun 1 Rt 01 desa celikah. Beliau sangat aktif dalam berswadaya baik itu swadaya berupa makanan maupun tenaga. Sosok perempuan yang sangat kuat dan perkasa dimana pada saat kami memeriksa bangunan drainase terlihat beliau sedang mengangkat ember berisi air dan menumpahkanya kedalam adukan semen dan pasir hal tersebut dilakukanya berkali-kali dari hari pertama pembangunan drainase sampai akhir. Saat kami Tanya “Apakah pembangunan drainase ini bermanfaat ?” beliau pun menjawab “ terima kasih kepada PNPM karena telah membangunan drainase disini, masyarakat disini telah mengusulkan ini dari dahulu pada perangkat desa dan DPRD tapi tidak perna dibangun, alhadulillah sekarang telah dibangun oleh PNPM”
Pada dasarnya keterlibatan perempuan dalam Program PNPM sangat diperlukan mengingat kemiskinan yang lebih parah dihadapi oleh kaum perempuan bersumber pada ketidak adilan. Kebijakan – kebijakan di setiap bidang belum melihat secara lebih proporsional pada kebutuhan – kebutuhan yang dihadapi oleh kaum perempuan. Ketidakadilan ini disebabkan juga oleh paradigma – paradigma mengenai perempuan yang selama ini diyakini oleh masyarakat paradigma yang berkembang menyebabakan adanya bias dalam memandang peran perempuan dan laki – laki dalam kehidupan. Misal : warna pink adalah warna perempuan, warna biru warna laki – laki; Ibu memasak di dapur dan bapak membaca koran (memasak adalah kewajiban perempuan); bekerja mencari nafkah, pekerjaan domestik (rumah tangga) bukan pekerjaan yang harus diperhitungkan sehingga bapak yang mencari nafkah dan ibu yang dari subuh sampai malam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, paradigma-paradigma yang seperti ini yang harus diubah oleh masyarakat desa
Sophia merupakan nama panggilan yang sering diucapkan oleh masyarakat di desa celikah, wanita yang hoby menanam berbagai jenis bunga dan tanaman ini merupakan sosok relawan wanita yang tergabung dalam KSM Kamboja yang kegiatannya Membangun Drainase berukuran panjang 91 m lebar 0,4 m dan tinggi 0.4 m di Dusun 1 Rt 01 desa celikah. Beliau sangat aktif dalam berswadaya baik itu swadaya berupa makanan maupun tenaga. Sosok perempuan yang sangat kuat dan perkasa dimana pada saat kami memeriksa bangunan drainase terlihat beliau sedang mengangkat ember berisi air dan menumpahkanya kedalam adukan semen dan pasir hal tersebut dilakukanya berkali-kali dari hari pertama pembangunan drainase sampai akhir. Saat kami Tanya “Apakah pembangunan drainase ini bermanfaat ?” beliau pun menjawab “ terima kasih kepada PNPM karena telah membangunan drainase disini, masyarakat disini telah mengusulkan ini dari dahulu pada perangkat desa dan DPRD tapi tidak perna dibangun, alhadulillah sekarang telah dibangun oleh PNPM”
Pada dasarnya keterlibatan perempuan dalam Program PNPM sangat diperlukan mengingat kemiskinan yang lebih parah dihadapi oleh kaum perempuan bersumber pada ketidak adilan. Kebijakan – kebijakan di setiap bidang belum melihat secara lebih proporsional pada kebutuhan – kebutuhan yang dihadapi oleh kaum perempuan. Ketidakadilan ini disebabkan juga oleh paradigma – paradigma mengenai perempuan yang selama ini diyakini oleh masyarakat paradigma yang berkembang menyebabakan adanya bias dalam memandang peran perempuan dan laki – laki dalam kehidupan. Misal : warna pink adalah warna perempuan, warna biru warna laki – laki; Ibu memasak di dapur dan bapak membaca koran (memasak adalah kewajiban perempuan); bekerja mencari nafkah, pekerjaan domestik (rumah tangga) bukan pekerjaan yang harus diperhitungkan sehingga bapak yang mencari nafkah dan ibu yang dari subuh sampai malam mengerjakan pekerjaan rumah tangga, paradigma-paradigma yang seperti ini yang harus diubah oleh masyarakat desa
Dengan Santai Sophia
mengangkat air
|
Jalanku membuatku
Tersenyum Dijalan
Anak-anak Sekolah sedang tersenyum Melintasi jalan
yang dibangun KSM PEMBANGUNAN
|
Pancur merupakan suatu tempat terpencil
diKelurahan Kedaton yang terletak di Kecamatan Kota Kayuagung Kabupaten Ogan
Komering Ilir, Propinsi Sumatera Selatan, Kedaton merupakan kelurahan kecil
yang terbagi dari 2 daerah yaitu daratan dan Perairan yang selama ini kurang
mendapat Perhatian dari pemerintah dan
pihak luar, padahal Didaerah ini banyak
sekali terdapat masyarakat yang kurang mampu.
Pancur Adalah suatu daerah yang dahulunya termasuk daerah anyar, Masyarakat yang sumber
mata pencariannya berkebun dan mencari ikan. pancur merupakan daerah tertinggal dengan fasilitas
Jalan yang sangat memprihatinkan. Kondisi
Jalan yang gersang penuh dengan rumputan yang panjang dan bergenang air
penderitaan apabila hujan turun karena becek membuat anak-anak untuk sekolah
dan ibu-ibu untuk berjualan kepasar menjadi terhambat. Mempertimbangkan
hal tersebut, masyarakat, melalui Badan Keswadayaan Masyarakat (LKM) Seriang
Kuning sepakat mengusulkan untuk membuat jalan setapak menuju Pancur dalam
kegiatan lingkungan LKM Seriang Kuning. Untuk itu, masyarakat membentuk
Kelompok Swadaya (KSM) yang dinamakan “PEMBANGUNAN”. Nama KSM diambil
berdasarkan rembug dan kesepakatan antara LKM dengan anggota panitia (KSM) itu
sendiri.
Ali musa yang merupakan ketua KSM PEMBANGUNAN
mengatakan bahwa jalan yang akan dibangun adalah milik kita masyarakat jadi
dalam pembanguanan jalan setapak ini kita harus buat sekuat-kuatnya dan dilakukan
secara bersama (gotong-royong) oleh masyarakat setempat dibuktikan dengan
banyaknya masyarakat yang ikut serta dalam pembangunan jalan tersebut.
Senyum
ibu-ibu yang sedang melintasi jalan yang sedang dibangun
|
Masyarakat Pancur Kelurahan
Kedaton sangat bersyukur dengan hadirnya bantuan dari PNPM Mandiri Perkotaan
dan sumbangan partisipasi masyarakat ini. “Kini,
dengan akses jalan yang lebih memadai, tak perlu takut dan cemas lagi bila musim
penghujan tiba. Karena, sekarang tidak lagi becek. Masyarakat pun merasa nyaman
dan leluasa menggunakan jalan untuk kegiatan sehari-hari”. Ungkap seorang
warga yang sedang melintas jalan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar